Misi menyelamatkan jutaan siswa xD

wkwk fotonya ga nyambung ah xD
Jadi 3 hari yang lalu sekolah kami mengadakan kegiatan pesantren Ramadhan, as usual its feel really bored. Kadang berpikir sejenak apa yang aku lakukan disini, mendingan tidur di rumah wkwk xD. Namun di hari ke 2, ada acara “Menjadi Remaja Muslim Hebat”. Di acara ini, nantinya cara berpikirku berubah, dan aku akhirnya bersyukur aku berangkat ke sekolah hari ini wkwk xD

Kak Ara

Di acara ini pembicaranya bernama Kusuma Dyah Sekararum. Lalu kami memanggilnya kak Ara. Umurnya masih 18 atau 19 tahun, yang berarti sepantaran dengan kami para bocah2 SMA, mengingat teh Qistii yang kemarin2 baru saja ulang tahun yang ke-18nya.
Tertegun sejenak. Sepertinya kali ini kami bertemu dengan orang hebat. Aku membenarkan posisi duduk dan memasang telinga dengan benar2
Di usianya yang baru 18 tahun, kak Ara sedang menempuh studi S1 di Singapura (atau malah sudah lulus). Wah keren ya, umur 18 tahun sudah sampai S1, lah kita? Masih bermain-main di SMA.. merasa kasihan dengan diri sendiri dan bertanya2 what im doin in this school wkwk
Lalu kak Ara bercerita tentang pendidikan sebelum2nya. Kak Ara bilang pendidikan pertamanya adalah pendidikan keluarga, kak Ara memiliki orang tua yang luar biasa, tidak seperti rata-rata orang tua di Indonesia. Bukan tentang tajirnya, tapi tentang cara berpikirnya, so different. Sekolah dasarnya adalah homeschooling dengan ibunya sendiri sebagai gurunya kemudia pernah juga di sekolah alam dan sekolah formal. Lalu kemudian melejit sampai ke Singapura (?)

Moo’s Project

Di usia kak Ara yang waktu itu 10 tahun, kak Ara suka sekali dengan susu sapi. Nah di umurnya yang masih 10 tahun itu pula, muncul project pertama kak Ara. Moo’s Project namanya. Project ini tentang miskinnya para peternak sapi di suatu desa. Kak Ara ingin memperbaiki nasib mereka. Idenya adalah meniru sebuah perusahaan sapi perah di sebuah kota (lupa wkwk, seriously I’m bad at remembering a name of some place) yang perusahaan itu memiliki ribuan sapi perah dengan keuntungan yang selalu naik. Nah di desa itu, tiap keluarga memiliki 3-5 ekor sapi, sedangkan 1 desa terdapat 500 keluarga. Sehingga 1 desa memiiki 1500 – 2500 ekor sapi yang tak kalah banyaknya dengan sapi di perusahaan kota.
Kak Ara melakukan pelatihan2 terhadap warga desa untuk mewujudkan idenya itu yang akhirnya berhasil menciptakan perusahaan berbasis desa dengan produk seperti pudding susu, pupuk, biogas, dll. Aku ingat bener kalimat dari kak Ara “kencing 1 sapi dibuang, kencing ribuan sapi jadi uang”, desa itu benar-benar sukses memanfaatkan sapinya secara maksimal dan juga memberikan keuntungan kepada seluruh warga desa. ingat dengan perusahaan sapi di kota itu? Yang untung hanya segelintir orang yaitu pemilik perusahaannya, bukan? Sedangkan disini yang untung adalah seluruh warga desa. Mulyo Sesarengan. Sejahtera Bersama-sama. Ide yang luar biasa >,<
kembali berpikir apa yang aku lakukan di umur 10 tahun? Kak Ara 10 tahun sudah punya project sapi sedangkan diriku mungkin sedang memerah sapi di game Harvest Moon.. haha, how pity xD

Project-project lain

Nggak cuma Moo’s Project, tapi ada pula project-project social yang lain. Misalnya Jazz Pinggir Kali, Sepeda Bambu dan lain-lain~

Tanya jawab

Lalu tiba di sesi Tanya jawab.. Mungkin yang kawan-kawan pikirkan ruangan ini bakal penuh dengan orang mengangkat tangannya, salah dek xD, ruangan ini menjadi krik krik.. kayak gak tau temen-temenku seperti apa hhaha, emang gak bisa diharapkan.. mungkin antara malu-malu atau emang nggak peduli, atau malah selama acara mengutak-atik smartphone nya.. kasihan sekali kami.. sayangnya aku juga enggan mengacungkan tangan mengajukan pertanyaan, padahal bejibun pertanyaan mbeludak di otak ini.. entahlah -_-
Tapi kemudia satu dua teman bertanya, tapi tidak satupun membuatku terpesona dengan pertanyaan mereka.. Cuma pertanyaan biasa.. tetapi kemudian bu guru PAI kami bertanya, sekiranya guruku mengatakan seperti ini..
Saya tiba-tiba merasa jatuh cinta dengan kak Ara, cinta sebagai orang tua. Kak Ara yang masih muda sudah memiliki ide-ide luar biasa. Yang saya tanyakan adalah Jutaan anak Indonesia suka minum susu sapi, tapi kenapa kok cuma kak Ara ini yang memiliki ide Moo’s Project yang luar biasa ketika kak Ara baru berusia 10 tahun. Adakah tokoh idola atau orang yang menginspirasi kak Ara?
Lalu kak Ara menjawab, orang yang menginspirasi kak Ara adalah orang tuanya. Orang tuanya mendidik kak Ara dengan sedemikian rupa, membebaskan anaknya memilih jalur pendidikannya. (nanti bakal di tambahin sama jawaban dari ibunya kak Ara~~)

Terus sesi tanya jawab hampir ditutup. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya

Seperti yang tadi kak Ara sampaikan, kak ara memiliki latar belakang pendidikan yang luar biasa, mulai dari pendidikan keluarga dengan orang tua yang hebat, homeschooling, sekolah alam dan sekolah formal. Yang semua edukasi itu mendukung kak Ara untuk menciptakan ide2 project yang luar biasa. Sedangkan bagaimana dengan kami yang sudah terlanjur ‘terjebak’ di sekolah formal dengan segala aturan menyebalkan dan kurikulum yang sudah diatur dari pusat yang malah menghalangi kami untuk mengeluarkan ide-ide dan berkreatifitas. *teman2 pada tertawa, guru2 juga wkwk, aku sambil ngelirik guru2 di pinggir ruangan* ya seperti itu bu (guru) yang selama ini aku rasakan hhaha.. nah menurut saya hal yang penting untuk mengiuti jejak kak Ara mungkin adalah niat dan waktu yang ada, untuk niat tentu saja semua teman disini menginginkan untuk mengikuti jejak Kak Ara tetapi tentang waktu kak, kita di sekolah formal pulangnya saja sudah sore dan masih ditambah segala pernak-pernik tugas pr dsbgnya dsbgnya.. bagaimana saran dari kak Ara untuk kami?
Wew panjang jg ya kl pertanyaanku diketik xD

kak ara menjawab, sekiranya begini,
kak Ara tau rasanya di sekolah formal, dulu kak Ara jg pernah sekolah formal, dengan segala nilai-nilainya, dengan segala rankingnya, dengan segala kelulusannya yang rasa-rasanya malah membebani para siswa. Di sekolah formal tergantung pribadi untuk mengatur waktu, misalnya menggunakan waktu istirahat di kantin sambil membicarakan project bareng teman, atau konsultasi sama guru waktu pulang sekolah, bisa juga berjalan kaki saat pulang sekolah sambil melihat keadaan sekitar, mampir ke desa-desa, melihat sawah, sungai dan lain-lain sembari memikirkan project-project sosial baru. Lalu di sabtu minggunya barulah project itu dimulai. Hanya pintar-pintar membagi waktu.. hmmm.. begitu ya? Sayangnya bocah ini tidak puas dengan jawaban kak Ara, bocah ini terlalu malas untuk membagi waktu xD whtever lah wkwk\\

setelah itu ada pertanyaan lagi, dari kakak kelas 12 yang baru aja lulus kemarin, Mas Farih bertanya, sekiranya begini
jika ahmad tadi tentang kita yang sudah terlanjur terjebak dalam SMA, bagaimana dengan saya yang sudah terlanjur lulus dari SMA. Sekian terimakasih xD
FYI Mas Farih lulus dr SMA dan mau lanjut studi di kedokteran Undip lhoo~
Kak Ara menjawab yg initinya begini, klo di kuliah itu malah lebih bebas dari pada pas di SMA, selain itu keberadaan dosen yang sudah ahli di suatu bidang memudahkan dalam konsultasi, apalagi klo bisa mendapatkan konsultasi gratis dari ahlinya langsung.. woo begitu ya~

Keluarga Hebat

Di sesi terakhir majulah keluarganya kak Ara ke depan. Keluarga hebat yang maju kedepan ini terdiri dari Ayah, Ibu, Ara dan adik laki-lakinya, sebenarnya Ara masih memiliki kakak namun tdk hadir disini. Mereka menambahkan beberapa kata

Ibunya Ara menambahkan bagaimana kak Ara, kakaknya serta adiknya dididik, sekiranya begini

Mereka dididik dengan kebebasan memilih, dimulai dari hal kecil seperti memilih makanan. Pada umumnya ibu-ibu Indonesia saat memberi makan anak mereka selalu menyiapkan makanan komplit 4 sehat 5 sempurna dan memaksa anaknya untuk memakan itu semua, kadang sampai perlu membohongi dengan “awaasss ada pesawat lewaaatt,, ngeeeengggg~~ aaeeemmmmm xD” sedangkan kak Ara dan saudaranya dibebaskan untuk memilih apa yang ingin dimakan, dibebaskan untuk memilih apa yang dibutuhkan, mau nasi, lele, bayam, atau tidak makan, mereka dibebaskan untuk memilih. Begitu juga tentang edukasi, mereka bebas memilih, jika kak Ara menginginkan sekolah di luar negri, maka Orang tuanya akan memberi tahu jalurnya seperti ini, seperti itu, kemudian melakukannya dan lihatlah kak Ara sekarang benar-benar kuliah di Singapura.. emmm… aku gak begitu paham karena aku gak pernah ngerasain jadi orang tua wkwk tapi aku hanya bisa berpendapat dari sudut pandang seorang anak, aku jatuh cinta dengan cara berpikir ibu dari kak Ara ini, dengan kebebasan memilih itu yang aku gak dapatkan disini wkwk xD whtevr lah

Lalu Ayah dari kak Ara menambahan jawaban dari pertanyaanku dan pertanyaan Mas Farih.. ini yang akhirnya membolak-balikkan konsep berpikirku. It Blow my mind

yang ditambahkan Ayah kak Ara sekiranya begini menurut pandanganku

Ayah kak Ara bercerita bahwa dia dulu juga sama ‘terjebak’ dalam sekolah formal. Di sekolah itu terdapat guru yang pintar dalam membuat alat2 listrik, lalu kemudian Ayah kak Ara, teman-temannya serta guru tersebut membuat sebuah pemancar radio di sekolahnya. They made something in their school. So bagaimana dengan kita? Apa yg akan bocah2 SMA ini lakukan wkwk? Jika kita hanya terpaku pada kak Ara dengan latar belakang edukasi luar biasanya, keluarga hebat yang selalu mendukung dsbgnya dsbgnya yang bisa menciptakan project-project sosial hebat itu, maka bocah2 SMA ini gak bisa apa2 karena udah terlanjur terjebak selama-lama-lama-lamanya di sekolah formal menyebalkan ini (yo kecuali mau keluar dr sekolah sih #kuaplok xD). Latar belakang kami sudah berbeda.

Hal ini sama seperti jika aku mendengar kisah2 orang-orang sukses diluar sana macam Edison dengan ibunya yang selalu mendukung, atau anak 17 tahun sukses gara2 kena warisan ortunya atau anak artis yang ikut2an jadi artis terkenal, atau orang-orang sukses lain yang latar belakangnya beda jauh dengan bocah SMA ini yang latar belakangnya biasa-biasa saja. Maka bocah SMA ini hanya akan berpikir mereka sukses karena orang tua mereka begini, begitu dan lain-lain lalu membandingkan dengan keadaan dirinya sendiri yang serba tak mendukung dan merasa dirinya orang paling sial di dunia (opo toh kok alay xD) lalu menyerah pada keadaan dan melanjutkan dunianya yang serba membosankan tanpa ide-ide luar biasa.

Back to topic, kok malah nyasar kemana2 ki lho :v

Jadi buat kita para bocah2 SMA, jangan iri kepada kak Ara yang memiliki edukasi sedemikian rupa. Cukup syukuri apa yang ada di depan mata, gunakan apa yang sudah ada.
Gunakan sekolah 4 lantai yang luar biasa ini. Manfaatkan aula ber lcd dan ber ac yang tertata rapi ini. Buatlah sesuatu dari sekolah formal kita ini. Buatlah sesuatu dari ‘jebakan’ ini ekekekk xD.
Kalimat yang sangat aku ingat dari Ayah kak Ara adalah (sorry frontal wkwk) “kencingnya Mas Ahmad dibuang, kencingnya 1 sekolah barangkali bisa memenuhi kebutuhan listrik alat-alat ini.” Ini hanya tentang bagaimana cara kita untuk membuat suatu project yang sudah ada di depan mata kita, yaitu sekolah formal menyebalkan ini xD bukan tentang ikut2an projectnya kak Ara. Kita hanya perlu memanfaatkan apa yang ada di depan kita, menyelesaikan masalah di depan kita.
“Buatlah project tentang sekolah formal, barangkali kalian bisa menyelamatkan jutaan siswa yang ‘terjebak’ dalam sekolah formal ini.”
WHoooOAAAaa, tiba2 berkilau2 oleh cahaya ilahi, pencerahan xD

Komentar