Catatan Mahasiswa Semester Akhir #5: 1999's di Dekade Kedua: Setengah Santri Setengah Mahasiswa

1999's di Dekade Kedua: Setengah Santri Setengah Mahasiswa


Sembilan-sembilan udah terlewat dua dekade. Angkatan sembilan-sembilan saat ini udah gede-gede semua. Buat yang kuliah tepat waktu, udah saatnya pada posting foto wisuda. Buat yang lain, ummm.... aku ngga tau banyak kehidupan anak usia 20an selain kuliah, sorry. Barangkali yang kurang beruntung (atau beruntung juga), mereka sudah masuk dunia kerja sejak awal. Atau mungkin berwiraswasta dan mulai memetik hasil kerja kerasnya. Buat yang lain, ummm sedang berkarya sebagai pemusik di Amerika?

Salah satu generasi sembilan-sembilan yang aku admire a lot, adalah Rich Brian. hahah. Bayangin waktu remaja dulu belajar bahasa inggris otodidak dari internet tau-tau berkarya di Amerika. Aku sempat denger nama dia waktu SMA sewaktu namanya masih Rich Chigga, salah satu kawanku di kelas sering nyanyiin lagunya yang ngerap. Namun, waktu itu aku masih ngga tertarik. Sampai pada 2020 yang lalu, mulai ndengerin albumnya yang Sailor dan ndengerin video wawancaranya di YouTube. He is such a humble 99's kid. Ramah sekali, mencerminkan orang Indonesia. Sejak saat itu karyanya masuk kedalam playlist Spotifyku: Drive Safe, Love in My Pocket, Midsummer Madness, Don't Care.

Bagi anak 99, di dekade ke 2 milenium ini usia kita sudah beranjak dua-puluhan. Bagi kita, usia tersebut sudah ngga bisa dibilang remaja lagi. Sudah saatnya kita masuk ke jenjang kehidupan berikutnya: dunia kerja, membangun keluarga, mewujudkan mimpi semasa remaja. Bagiku, usia 20-an adalah saat-saat mulai sadar, di dunia ini aku harus berjuang beneran. Ini dunia nyata dan bukan dunia RPG. Apa yang aku kerjakan sekarang pasti akan berdampak pada kehidupan selanjutnya. Progress ngga bisa disave dan load kalau cuacanya badai seperti Harvest Moon. It's real life, dude. Kalau dipikir-pikir serem asli. Tanggung jawabnya beneran. Apalagi kalau dipikir sampai akhirat.

Aku selalu berpikir, bahwa aku selalu terlambat. Apapun itu. Aku terlambat lulus, aku terlambat masuk pondok, aku terlambat belajar mengenai suatu hal, yang menyebabkan akhirnya aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan sesuatu dibandingkan orang lain. Misalnya saja, aku sudah memutuskan akan tetap berada di fase ini (mondok, kuliah S1, dll) sampai tahun 2025 sebelum lanjut studi di jenjang berikutnya. But, yeah. Disaat yang sama aku selalu berkata kepada diriku sendiri: ngga ada kata terlambat untuk belajar, hidup bukan balapan, jadilah pembelajar seumur hidup. Entahlah, aku tidak begitu yakin apakah itu sebuah motivasi atau kedok prokrastinasi.

Dua tahun pertama di usia 20-an ini aku banyak mempelajari banyak hal. Entah mungkin saking banyaknya jadi bingung sendiri. Aku perlu teman diskusi untuk mengurai ini semua, menulis di blog ini mungkin bisa menjadi solusi sementara selagi aku mencari partner yang tepat. Selalu sama, kepalaku sejak merantau di Yogyakarta selalu dipenuhi dengan "pondok pesantren dan universitas". Dua kata ini selalu berputar di kepala, menjadi pikiran tersendiri. Layaknya love-hate relationship, topik tersebut mencampuradukkan isi kepala dan hatiku. Terkadang senang, terkadang sedih. Terkadang betah di pondok, terkadang kesel banget, terkadang ambis di kampus, terkadang ngilang karena capek. Selalu sama, aku selalu berkata ke diri sendiri bahwa sulit hidup di dua dunia yang berbeda ini. Padahal, sebenarnya banyak kawan-kawanku baik di UGM maupun di pondok yang kuliah sambil nyantri (atau nyantri sambil kuliah).

Kuliah sambil nyantri atau nyantri sambil kuliah? Dua kata ini ternyata sangat berbeda makna. Aku pertama mendengarnya adalah ketika ayahku sowan ke ndalem pondok pesantren pertamaku. Ayahku berkata ke bu nyai yang kurang lebih seperti ini "anak saya dititipkan untuk nyantri sambil kuliah, mondoknya lebih utama dari kampus,". Hah. Aku kaget dong ya. Bahkan ayahku belum pernah mendiskusikan topik prioritas mondok atau kuliah denganku. Tapi, namanya juga ayah. Yaudah lah ya. Tapi, tentu saja konsep prioritas tersebut sama sekali tidak cocok denganku. Selama mondok, barangkali setengahnya aku tidur di kampus. Namanya juga masa nakal-nakalnya pertama kali mondok. Sejak saat itu, kalimat "nyantri sambil kuliah" atau "mondok sambil kuliah" beberapa kali aku dengarkan di lingkungan santri. Kalimat tersebut berkonotasi menunjukkan niat yang kokoh untuk ngaji bagi seorang santri yang juga lagi kuliah di perguruan tinggi. Yang tentu saja, aku ngga sepenuhnya sepakat.

Sebagai self-claim satri abal-abal, aku tetap memiliki mimpi buat bisa ngaji beneran. Belajar nahwu-shorof dengan benar, nerjemahin kitab sendiri pakai kamus Indonesia-Arabnya Al-Munawwir, sampai bisa maknai kitab sendiri. Tapi, apakah hal tersebut bisa diwujudkan oleh seorang santri abal-abal yang ngga sepakat dengan konsep "mondok sambil kuliah"? Entahlah, mari kita lihat 3 tahun lagi. Barangkali selama 4 tahun kebelakang, konsepku adalah "kuliah sambil mondok", makanya aku sering sekali tidak tidur di pondok dan ngeskip ngaji kitab. Semoga besok-besok bisa mengarah ke "kuliah dan mondok". Kuliah setara dengan mondok, dan mondok setara dengan kuliah. Tidak ada yang diprioritaskan, semua nomer satu. Hal ini perlahan aku notice, ulama jaman dahulu adalah ilmuwan juga. Beliau-beliau tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan duniawi. Jaman kejayaan bani abasiyah menjadi saksinya. Ya meski akan mustahil sekali untuk mengikuti jejak muliah beliau-beliau, paling tidak aku memiliki patokan bahwa ilmu agama sangat bisa beriringan dengan ilmu dunia. Tinggal bagaimana strategi dan disiplin diri untuk mewujudkannya. Paling tidak, di kitab ta'lim muta'allim terdapat beberapa panduan.

Mari kita lihat, Naufal di tahun 2025.


Sebagai penutup, Drive Safe adalah salah satu karya Rich Brian yang aku sukai. Lirik pertamanya bagiku menggambarkan hidup di peratantauan. As a lone wolf, kita ngga yakin dengan langkah-langkah yang diambil. Harus berjalan kemana? Akankah waktu yang udah dihabiskan benar-benar setimpal dengan apa yang akan didapat? Kalau Brian menulis liriknya 'drive save' seperti berbicara ke orang tersayang yang akan pergi ‘hey drive safe, be save, I love you’, bagiku, adalah diriku yang di detik ini berkata ke diriku di detik berikutnya, 'drive safe, be safe'. Perjalanan paling jauh sebenarnya adalah perjalanan ke masa depan, karena kita tidak bisa kembali lagi, meski sedetik.

Untuk diriku, drive safe, be safe, I love you.


Feeling left out from the pack, you gotta go rogue
Five years from now, will this even matter? You hope
You don't know where to go
Construction every turn up on the road
Live life thinkin' why it's goin' so slow
Lookin' at the clock, wonderin' why mama's not home
You waited way too long
You noticin' a pattern in your home
Fuck all the good times, it's a past tense
I sleep and wake up when the world ends
Those memories, they so hard to forget
Question every day, "Are we there yet?"

Gone too far to change
Time to get your rollerblades
That smile is worth the wait
Here comes better days

All these thoughts I have in my head
Got me blinded from the sunset
I'm tryin' hard to stop the rain
'Cause smilin' doesn't feel the same
I just called to tell you, "Drive safe"
Will I see you in the mornin'?
'Cause I just wanna feel your touch
'Cause I don't think I had enough

The smiles turn to frowns quick
Need a quick break from night shifts
That's where the hours pass too slow
Leave no time to grow
My favorite things
Milk with cookies and cream
I swear, where did the good times go?
It don't show no more
Polaroid photos looking like a movie scene (ayy)
Thank you for the memories, I don't know what it means (ayy)
It's broken, I don't know how to fix it, I need a minute
I never go away like a hiccup, I'm far from finished
Just made me happy, girl, I need it right now
A couple laughs and then I'm out the picture, sun down
This ain't the time to cry
We don't have much time

Gone too far to change
Time to get your rollerblades
That smile is worth the wait
Here comes better days

All these thoughts I have in my head
Got me blinded from the sunset
I'm tryin' hard to stop the rain
'Cause smilin' doesn't feel the same

I just called to tell you, "Drive safe"
Will I see you in the mornin'?
'Cause I just wanna feel your touch
'Cause I don't think I had enough

Komentar